BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan pelayanan kebidanan di dalam negeri terjadi begitu
cepat. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pelayanan kebidanan merupakan hal
yang penting untuk dipahami oleh petugas kesehatan khususnya bidan yang
bertugas sebagai bidan di pelayanan.
Salah satu faktor yang menyebabkan terus berkembangnya pelayanan
adalah masih tingginya mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan
bersalin, khususnya di negara Indonesia yaitu sekitar 25-50%.
Mengingat hal diatas, Tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup(SDKI tahun 1997) dan penurunan yang lambat merupakan masalah prioritas yang harus segera di atasi. Dalam upaya penurunan angka kematian ibu, berbagai upaya telah dilaksanakan dan salah satu upaya yang perlu mendapat perhatian adalah peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
Mengingat hal diatas, Tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup(SDKI tahun 1997) dan penurunan yang lambat merupakan masalah prioritas yang harus segera di atasi. Dalam upaya penurunan angka kematian ibu, berbagai upaya telah dilaksanakan dan salah satu upaya yang perlu mendapat perhatian adalah peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini akan
penulis tuangkan dalam bentuk pertanyaan berikut ini :
1. Bagaimana
perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia
2. Bagimana perkembangan pelayanan Kebidanan zaman dahulu
3. Bagimana
perkembangan pelayanan kebidanan dalam
tahun terakhir
4. Bagimana
mengetahui perkembangan pelayanan kebidanan di masa depan
C.
Tujuan
dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini diantaranya :
1. Untuk
mengetahui perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia
2. Untuk
mengetahui perkembangan pelayanan Kebidanan zaman dahulu
3. Untuk
mengetahui perkembangan pelayanan
kebidanan dalam tahun terakhir
4. Untuk
mengetahui perkembangan pelayanan kebidanan di masa depan
D.
Metode
Penulisan
Metode yang
digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu menggunakan metode studi
literature, dimana sumber yang digunakan menggunakan sumber pustaka (buku) dan
hasil browusing dari internet.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan makalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan meliputi : Latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan
Bab II Pembahasan meliputi : perkembangan pelayanan
kebidanan di dalam negeri yang mencakup perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia,
perkembangan pelayanan kebidanan zaman dahulu, perkembangan pelayanan kebidanan alam tahun terakhir, dan
perkembangan pelayanan kebidanan di masa
depan.
Bab
III Penutup meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Pelayanan Kebidanan di
Dalam Negeri
Pelayanan kebidanan
adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan
khususnya ibu dan anak-anak.
Pelayanan kebidanan yang tepat akan meningkatan keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya. Layanan kebidanan/oleh bidan dapat dibedakan meliputi :
Pelayanan kebidanan yang tepat akan meningkatan keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya. Layanan kebidanan/oleh bidan dapat dibedakan meliputi :
a. Layanan
kebidanan primer yaitu layanan yang diberikan sepenuhnya atas tanggung jawab
bidan.
b. Layanan
kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim secara
bersama-sama dengan profesi lain dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.
c. Layanan
kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jwab layanan oleh bidan
kepada sistem layanan yang lebih tinggi atau yang lebih kompeten ataupun
pengambil alihan tanggung jawab layanan/menerima rujukan dari penolong
persalinan lainnya seperti rujukan.
Pada zaman merintahan
Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi. Tenaga penolong
persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur Jenderal Hendrik
William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi
keadaan ini tidak tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.
Adapun pelayanan kebidanan hanya diperuntukkan bagi orang-orang Belanda yang
ada di Indonesia. Tahun 1849 di buka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di
Rumah Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto). Saat itu ilmu
kebidanan belum merupakan pelajaran, baru tahun 1889 oleh Straat, Obstetrikus
Austria dan Masland, Ilmu kebidanan diberikan sukarela. Seiring dengan
dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851, dibuka pendidikan bidan
bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda (dr. W.
Bosch). Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun
dan bidan. Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan
Secara formal agar
dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Perubahan pengetahuandan
keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di
masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus
Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan pula
dikota-kota besar lain di nusantara. Seiring dengan pelatihan tersebut
didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Dari BKIA inilah yang
akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi kepada masyarakat yang dinamakan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957. Puskesmas memberikan
pelayanan berorientasi pada wilayah kerja. Bidan yang bertugas di Puskesmas
berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan
keluarga berencana. Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara
merata dan dekat dengan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi Presiden
secara lisan pada Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan
untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai
pelaksana kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk.
Pembinaan dukun bayi. Dalam melaksanakan tugas pokoknya bidan di desa
melaksanakan kunjungan rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya, mengadakan
pembinaan pada Posyandu di wilayah kerjanya serta mengembangkan Pondok Bersalin
sesuai denga kebutuhan masyarakat setempat. Hal tersebut di atas adalah
pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa. Pelayanan yang diberikan
berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan yang bekerja
di rumah sakit, dimana pelayanan yang diberikan berorientasi pada individu.
Bidan di rumah sakit memberikan pelayanan poliklinik antenatal, gangguan kesehatan
reproduksi di poliklinik keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal,
kamar bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal. Titik
tolak dari Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang
menekankan pada reproduktive health (kesehatan reproduksi), memperluas area
garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi :
1. Safe
Motherhood, termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus
2. Family
Planning
3. Penyakit
menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi
4. Kesehatan reproduksi pada remaja
5. Kesehatan
reproduksi pada orang tua.
Bidan dalam
melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu
mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Permenkes
tersebut dimulai dari :
a. Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan
terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas
lain.
b. Permenkes
No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989 wewenang bidan
dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan bila bidan
meklaksanakan tindakan khusus di bawah pengawasan dokter. Pelaksanaan dari
Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan di bawah pengawasan
dokter
c. Permenkes
No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek bidan.
Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan
tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam wewenang
tersebut mencakup :
o
Pelayanan
kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak.
o
Pelayanan
Keluarga Berencana
o
Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
d. Kepmenkes
No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan revisi dari
Permenkes No. 572/VI/1996. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan
kolaborasi, konsultasi dan merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan
kemampuannya.
Dalam keadaan darurat
bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang ditujukan untuk
penyelamatan jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan bahwa bidan dalam
menjalankan
Praktek harus sesuai
dengan kewenangan, kemampuan, pendidikan, pengalaman serta berdasarkan standar
profesi. Pencapaian kemampuan bidan sesuai dengan Kepmenkes No. 900/2002
tidaklah mudah, karena kewenangan yang diberikan oleh Departemen Kesehatan ini
mengandung tuntutan akan kemampuan bidan sebagai tenaga profesional dan
mandiri.
B.
Pelayanan Kebidanan di Indonesia
Sejak dulu sampai
sekarang tenaga yang memegang peranan dalam pelayanan kebidanan ialah “Dukun
bayi “ ia merupakan tenaga terpercaya dalam lingkungannya terutama dalam
hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi, kehamilan , persalinan dan nifas.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat
tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman
Gubernur jenderal Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam
pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak
adanya pelatih kebidanan. Praktek kebidanan modern masuk di Indonesia oleh
dokter-dokter Belanda. Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya
diperuntukkan bagi orang-orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada
tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter
Jawa di Batavia (Di RS Milliter Belanda,
sekarang RSPAD Gatot Subroto).
Seiring dengan
dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851 di buka pendidikan Bidan
bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang Dokter milliter Belanda (Dr. W.
Bosch). Lulusan ini kemudian bekerja di Rumah Sakit juga di masyarakat. Mulai
saat itu pelayan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan Bidan. Kursus
bidan yang pertama ini ditutup tahun 1873. Tahun 1879, dimulai pendidikan
bidan. Tahun 1950 , setelah kemerdekaan, jumlah paramedis kurang lebih 4000
orang dan dokter umum kurang lebih 475 orang dan dokter dalam bidang obsgyn
hanya 6 orang, pada tahun 1952, mulai diadakan pelatihan Bidan secara formal
agar dapat meningkatkan kualitas pertolonga persalinan. Kursus untuk dukun
masih berlangsung samapai dengan sekarang, yang memberikan kursus adalah Bidan.
Perubahan pengetahuan dan keteramilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak
secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenala
dengan istilah Kursus tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Jogjakarta yang
akhirnya dilakukan pula di kota-kota besar lain di Nusantara ini. Seiring
dengan pelatihan tersebut didirikan balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) dimana bidan
sebagi penanggung jawab pelayanana kepada masyarakat. Dari BKIA inilah akhirnya
mnejadi suatu pelayanan terintregrasi kepada masyarakat yang dinamakan pusat
Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas pada tahun 1957.
Kegiatan BKIA yang dipimpin bidan adalah menyelenggarakan :
Kegiatan BKIA yang dipimpin bidan adalah menyelenggarakan :
a. Pemeriksaan
Antenatal
b. Pemeriksaan
Post natal
c. Pemeriksaan
dan Pengawasan bayi dan anak balita
d. Kleuarga
Berencana
e. Penyuluhan
Kesehatan
Di BKIA ini diadakan
juga pelatihan-pelatihan para dukun bayi. Dengan meningkatnya pendidikan tenaga
kesehatan maka, pada tahun 1979 jumlah dokter obsgyn 286 orang dan bidan 16.888
orang di seluruh Indonesia.
Bidan yang bertugas di
puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk
pelayanan KB. Mulai tahun 1990 pelayan kebidanan diberikan secara merata sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini melalaui instruksi presiden secara
lisan pada
Tahun 1992 tentang
perlunya mendidik bidan untuk penempatan di desa. tugas pokoknya adalah
pelaksanan pelayanan KIA khususnya pelayanan ibu hamil, bersalin, dan nifas
serta pelayana BBL. Bidan di puskesmas orientasi kepada kesehatan masyarakat
beda dengan bidan di RS yang berorientasi pada individu.
C.
Pelayanan Kebidanan Zaman Dahulu
Perawatan zaman dahulu
atau sekarang dilakukan oleh dukun pria atau dukun wanita, dukun menjalankan
perawatanya biasanya dirumah penderita atau di rawat di rumah dukunnya sendiri.
Cara-cara mengobati penderita itu sendiri antara lain :
a.
Dengan membaca
mantra-mantra memohon pertolongan kepada Tuhan YME.
b.
Dengan cara mengusir setan-setan yang
mengganggu dengan menyajikan kurban-kurban di tempat itu, macamnya kurban
ditentukan oleh dukun.
c.
Melakukan massage/mengurut penderita.
d.
Penderita harus
melakukan pantangan atau diet yang oleh dukun itu pula.
e.
Kadang-kadang
dukun bertapa untuk mendapatkan ilham cara bagaimana menyembuhkan penderita
itu.
f.
Memakai
obat-obatan banyak dipakai dari tumbuh-tumbuhan yang segar dari daun mudanya,
batang, kembang akarnya.
1. Perawatan
Kebidanan
1) Kehamilan
Semua wanita hamil diadakan pemeriksaan kehamilan
yang dilakukan oleh dukun bayi dan dukun memberikan nasehat-nasehat seperti :
a) Melakukan
pantangan
§ Pantangan
makanan tertentu
§ Pantangan
terhadap pakaian
§ Pantangan
terhadap jangan pergi malam
§ Pantangan
jangan duduk di muka pintu
b) Kenduri
Kenduri pertama kali dilakukan pada
waktu hamil 3 bulan sebagai tanda wanita itu hamil. Kenduri ke dua dilakukan
pada waktu umur kehamilan 7 bulan.
2) Persalinan
Biasanya
persalinan dilakukan dengan duduk di atas tikar, di lantai dukun yang menolong
menunggu sampai persalinan selesai. Cara bekerja dengannya mengurut-ngurut
perut ibu. Menekannya serta menarik anak apabila anak telah kelihatan. Selama
menolong dukun banyak membaca mantra-mantra. Setelah anak lahir anak diciprati
anak dengan air agar menangis. Tali pusat dipotong dengan hinis atau bamboo
kemudian tali pusatnya diberi kunyit sebagai desinfektan.
3) Nifas
Setelah bersalin
ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu sudah harus bisa merawat dirinya
sendiri lalu ibu di berikan juga jamu untuk peredaran darah dan untuk laktasi.
D. Perkembangan Pelayanan
Kebidanan Dalam Tahun Terakhir
Karena
pelayanan kebidanan yang adekuat itu hanya dinikmati oleh sebagian kecil
masyarakat yang tinggal di kota-kota sedangkan masyarakat yang tinggal di
pedesaan tidak mendapatkan pelayanan tersebut maka keadaan ini melahirkan
konsep puskesmas ( Community Health Care )
Pembentukan
Puskesmas dimulai pada Pelita I ( 1969 – 1974 ) tapi baru berkembang pada
Pelita II ( 1974 – 1979 ).
Sejalan
dengan hal tersebut maka pendidikan perawat pun ditertipkan lebih
berkonsentrasi pada masyarakat dan didirikan sekolah perawat kesehatan dimana
pada sekolah ini diberikan mata pelajaran KIA termasuk pelayanan kebidanan.
Dibentuknya program pembangunan kesehatan pada tahun 1975. PKMD ini bekerja sama dengan lembaga sosial desa, tenaga-tenaganya diambilka di masyarakat dan diberi pelatihan selama 4 bulan selanjutnya mereka akan bertugas memberikan pertolongan pertama pengobatan ringan termasuk penyuluhan dalam hal KIA dalam program PKMD ini agar pelayanan kebidanan berlangsung aman dan dapat dilaksanakan dengan baik maka :
Dibentuknya program pembangunan kesehatan pada tahun 1975. PKMD ini bekerja sama dengan lembaga sosial desa, tenaga-tenaganya diambilka di masyarakat dan diberi pelatihan selama 4 bulan selanjutnya mereka akan bertugas memberikan pertolongan pertama pengobatan ringan termasuk penyuluhan dalam hal KIA dalam program PKMD ini agar pelayanan kebidanan berlangsung aman dan dapat dilaksanakan dengan baik maka :
1.
Dibuka balai KIA didesa agar semua ibu hamil dapat
memeriksakan diri secara teratur
2.
Tenaga dukun harus tetap dibuka dan diawasi
3.
Pengawasan terhadap pelayanan KIA oleh bidan
ditingkatkan
4.
PUSKESMAS sebaiknya dapat melaksanakan pertolongan
persalinan ditempat
E.
Pelayanan
Kebidanan Di Masa Depan
Keberhasilan
pembangunan kesehatan dewasa ini masih diwarnai oleh rawannya derajat kesehatan
ibu dan anak terutama pada ibu hamil, bersalin dan ibu nifas serta janin / bayi
pada masa pranatal. Hal ini ditandai dengan tingginya AKI dan AKB. Sebagai
salah satu program prioritas dalam pembangunan kesehatan yaitu dengan
menyediakan pelayanan kesehatan yang berualitas sedekat mngkin dengan
masyarakat yang didukung oleh peningkatan keterjangkauan dan kualitas pelayanan
rujukan tenaga yang mempunyai peran besar dalam pelayanan KIA ialah BIDAN. Oleh
karena itu sejak tahun 1990/1991 DEPKES menempatkan BIDAN-BIDAN DI DESA
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pelayanan
kebidanan di Indonesia perlu ditingkatkan mengingat masih tingginya angka
kematian ibu dan anak (AKIA). Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam
pelayanan kebidanan zaman dahulu dengan pelayana kebidanan zaman sekarang merupakan
wujud peningkatan pelayanan kebidanan. Tetepi dalam melakukan perubahan
tersebut tidaklah mudah, butuh proses dan waktu yang tidak singkat untuk
mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas.
B.
Saran
Dengan
penulisan makalah ini penulis berharap lembaga kesehatan dalam hal ini para
bidan mampu meningkatkan pelayanan kebidanan guna membangun generasi muda dan
generasi penerus bangsa menjadi manusia yang sehat.
DAFTAR ISI
Yoana Bidan Today. (2008) http://yoanabidantoday.blogspot.com/2008/05/perkembangan-kebidanan-di-indonesia.html
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai yang diharapkan.Dengan judul “ Perkembangan
Pelayanan Kebidanan di Dalam Negri“. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Konsep Kebidanan
Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis banyak memperoleh
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Kusnadi
Tisnahardja.,MBA.,MM , Selaku Direktur .
2. Ibu Dini Nurwijayanti, SST, Selaku
Wali Kelas 1b
3. Ibu Iis Neneng R., SST, Selaku dosen
mata kulliah “ Konsep Kebidanan”
4. Orang tua tercinta yang selalu
mendukung, mendoakan dan memberikan
bantuan baik moril maupun materil.
bantuan baik moril maupun materil.
5. Seluruh teman – teman yang telah banyak
membantu penulis
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca, Amin.
Subang, 06
Oktober 2011
Kelompok I
DAFTAR ISI |
|
Halaman
|
|
KATA PENGANTAR……..…................................................................................. |
i |
DAFTAR
ISI.............................................................................................................
|
ii
|
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. |
1 |
A.
Latar Belakang Masalah ......…………..………… ….……. …….
|
1
|
B.
Rumusan Masalah .................…………..…………..………………
|
1
|
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan……………………………………
|
2
|
D.
Metode Penulisan................…………..……..…..…………………..
|
2
|
E.
Sistematika Penulisan........….……….……………….………… …
|
2
|
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….. |
3 |
A.
Perkembangan
Pelayanan Kebidanan di Dalam Negeri....................
|
3
|
B.
Pelayanan
Kebidanan di Indonesia……….……………………........
|
6
|
C. Pelayanan Kebidanan
Zaman Dahulu...…..........................................
|
8
|
D. Perkembangan Pelayanan Kebidanan
Dalam Tahun Terakhir...........
|
9
|
E. Pelayanan Kebidanan Di Masa Depan .….……..…….....................
|
10
|
BAB III PENUTUP……………………………………………………………… |
11
|
A. Kesimpulan..................
...................……….……….……….. ...........
|
11
|
B. Saran......................................................................................................
|
11
|
DAFTAR
ISI ..................………..….………….……………………………………
|
12
|
PERKEMBANGAN
PELAYANAN KEBIDANAN DI DALAM NEGERI
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Konsep Kebidanan

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :
1. Sofa Sholihatul
2. Nita Bonita N.
3. Widy Laila H
4. Nurkomalasari
5. Silviansari
6. Yanti
7. Winda Hidayatul Habibah
8. Lia Lismaeni
9. Novia
10. Evi Purwati
11. Gina Rahayu
12. Rita Puspitasari
AKBID BHAKTI
NUGRAHA SUBANG
2011
mksh cantik , makalh yg membahas tentang "PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DI DALAM NEGERI" membantu saya dan teman saya dlm mengerjakan tugas kuliah
BalasHapus@yuditsupriyanto